CLICK HERE
Saturday, March 10, 2012
Sebuah Renungan Tentang BERKAT
Apakah "BERKAT" itu?
Ada seorang Pria yang buta huruf bekerja sebagai penjaga sekolah. Sudah ± 20 tahun dia bekerja disana.
Suatu hari kepala sekolah itu digantikan dan menerapkan aturan baru. Semua pekerja harus bisa membaca dan menulis maka penjaga yang buta huruf itu, terpaksa tidak bisa bekerja lagi. Awalnya, dia sangat sedih. Dia tidak berani langsung pulang ke rumah dan memberitahukan istrinya. Dia berjalan pelan menelusuri jalanan.
Tiba² muncullah ide untuk membuka kios di jalanan itu. Tidak disangka, usahanya sukses, dari satu kios sampai jadi beberapa kios.
Kini dia jadi seorang Pengusaha yang sukses dan kaya.
Suatu hari, dia pergi ke bank untuk membuka rekening, namun karena buta huruf, dia tidak bisa mengisi formulir dan karyawan Bank yang membantunya. Karyawan Bank berkata, : "Wah, Bapak buta huruf saja bisa punya uang sebanyak ini, apalagi kalau bisa membaca dan menulis, pasti lebih kaya lagi"
Dengan tersenyum dia berkata, : "Kalau saya bisa membaca dan menulis, saya pasti masih menjadi penjaga sekolah"
Apa yang merupakan musibah, bisa saja BERKAT.
"Dibalik masalah, Pasti ada Berkat...
Jadi sikapilah dengan SABAR & BIJAK ...
Lakukan bagian kita secara maksimal dan biarlah Dia melakukan bagianNYA... Sekalipun seolah-olah tiada pertolongan dan jalan keluar dalam masalah dan Pergumulan hidup kita.
MENGALIRLAH SEPERTI AIR dan JANGAN BERONTAK MENYALAHKAN TUHAN.
Karena manusia hanya mengetahui apa yang di depan mata, Tetapi TUHAN MENGETAHUI JAUH KEDEPAN TENTANG RENCANA YANG INDAH BAGI MEREKA YANG MENGASIHI DIA.
BERKAT
Tak selalu berupa emas, intan permata atau uang banyak...... bukan pula saat kita tinggal dirumah mewah dan pergi bermobil......
Namun BERKAT adalah ....
Saat kita kuat dalam keadaan putus asa....
Mampu tetap bersyukur ketika tak punya apa-apa......
Mampu tersenyum saat diremehkan...
Mampu tetap taat walau hidup teramat berat...
Thursday, March 8, 2012
13 kalimat bijak
1. Jika kita memelihara kebencian dan dendam, maka seluruh waktu dan pikiran yang kita miliki akan habis dan kita tidak akan pernah menjadi orang yang produktif.
2. Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.
3. Bukan gelar atau jabatan yang menjadi orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.
4. Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kita dengan perbuatannya.
5. Jika kita belum bisa membagikan harta, kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan.
6. Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.
7. Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan seyuman yang tulus.
8. Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri, orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.
9. Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.
10.Kalau hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun.
11. Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlash ialah bagian dari hati.
12. Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.
13.Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis
seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya.
2. Kekurangan orang lain adalah ladang pahala bagi kita untuk memaafkannya, mendoakannya, memperbaikinya dan menjaga aibnya.
3. Bukan gelar atau jabatan yang menjadi orang menjadi mulia. Jika kualitas pribadi buruk, semua itu hanyalah topeng tanpa wajah.
4. Ciri seorang pemimpin yang baik akan nampak dari kematangan pribadi, buah karya, serta integrasi antara kita dengan perbuatannya.
5. Jika kita belum bisa membagikan harta, kalau kita tidak bisa membagikan kekayaan, maka bagikanlah contoh kebaikan.
6. Jangan pernah menyuruh orang lain sebelum menyuruh diri sendiri, jangan pernah melarang orang lain sebelum melarang diri sendiri.
7. Pastikan kita sudah bersedekah hari ini, baik dengan materi, dengan ilmu, tenaga, atau minimal dengan seyuman yang tulus.
8. Para pembohong akan dipenjara oleh kebohongannya sendiri, orang yang jujur akan menikmati kemerdekaan dalam hidupnya.
9. Bila memiliki banyak harta, kita akan menjaga harta. Namun jika kita memiliki banyak ilmu, maka ilmulah yang akan menjaga kita.
10.Kalau hati kita bersih, tak ada waktu untuk berpikir licik, curang atau dengki sekalipun.
11. Bekerja keras adalah bagian dari fisik, bekerja cerdas merupakan bagian dari otak, sedangkan bekerja ikhlash ialah bagian dari hati.
12. Jadikanlah setiap kritik bahkan penghinaan yang kita terima sebagai jalan untuk memperbaiki diri.
13.Kita tidak pernah tahu kapan kematian akan menjemput kita, tapi kita tahu persis
seberapa banyak bekal yang kita miliki untuk menghadapinya.
Tempat - Tempat Paling Banyak Kuman Di Mall
Pengen berbagi lagi nih... buat yang suka jalan-jalan di mall ^_^
“Di mana saja orang berkumpul, di situlah penuh dengan bakteri dan virus. Pusat perbelanjaan yang ramai adalah contoh yang sempurna,” kata Philip Tierno, Ph.D., direktur klinis mikrobiologi dan imunologi di New York University Medical Center Langone.
Beberapa area yang ditengarai banyak berkumpulnya kuman penyakit seperti dilansir CNNHealth.com :
1. Wastafel Toilet
Daerah paling kotor di seluruh mal adalah wastafel. Bakteri sepertiE. coli menumpuk di keran karena orang-orang menyentuhnya tepat setelah menggunakan toilet. Wastafel adalah lingkungan yang lembab, sehingga bakteri dapat bertahan hidup lebih lama di sana,,” kata Charles Gerba, Ph.D., profesor mikrobiologi lingkungan di University of Arizona.
Perhatikan juga dispenser sabun, bukan hanya karena disentuh oleh banyak tangan yang kotor, tapi sabun sendiri adalah pelabuhan kuman. Tim Gerba menguji dispenser sabun cair isi ulang di kamar mandi umum, mereka menemukan bahwa satu dari empat dispenser sabun mengandung bakteri dalam taraf yang tidak aman.
Cucilah tangan sampai bersih setelah menggunakan toilet umum dengan sabun sampai berbusa setidaknya selama 20 detik, lalu bilas sampai bersih. Gunakan tissue untuk mematikan air dan membuka pintu. Jika tidak ada sabun atau tissue, bunuhlah kuman dengan pembersih tangan yang mengandung alkohol.
2. Tempat makan
“Ketika melihat meja yang sudah dilap, bukan berarti meja tempat makan sudah bersih. Kain dapat menyebarkan bakteri berbahaya seperti E. coli jika tidak dicuci secara teratur,” kata panelis Elaine Larson, Ph.D., profesor epidemiologi di Sekolah Kesehatan Masyarakat Mailman di Universitas Columbia.
Selalu siapkan tisu desinfektan di tas sehingga dapat mengelap meja sebelum diduduki. Disenfektan atau bahan lain yang mengandung alkohol dapat digunakan untuk membunuh kuman, bukan hanya menyeka kotoran.
3. Pegangan eskalator
Dalam pengujian, kami telah menemukan sisa makanan, E. coli, urine, lendir, kotoran, dan darah di pegangan tangan eskalator. Dan di mana ada lendir, virus pilek dan flu juga dapat ditemukan. Kami telah menemukan cairan sisa pernapasan pada pegangan tangan. Orang yang batuk ke tangannya lalu menyentuh pegangan tangan,”.
Hindari menyentuh pegangan tangan eskalator, kecuali jika benar-benar harus. Namun pastikan untuk menyemprotkan pembersih tangan sesudahnya.
4. Tombol ATM
Setelah mengetes 38 ATM di pusat kota Taipei, para peneliti di China menemukan bahwa masing-masing tombol mengandung rata-rata 1.200 kuman dan mikroba penyakit seperti E. coli dan virus flu. Yang paling banyak mengandung kuman adalah tombol ‘Enter’ karena semua orang harus menyentuhnya.
Ketuklah tombol ATM untuk menghindari kuman hinggap ujung jari agar tidak mudah masuk ke hidung dan mulut. Dan pastikan untuk mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan sesudahnya.
5. Kamar Ganti atau Kamar pas
“Setelah orang mencoba pakaian, sel-sel kulit mati dan keringat dapat menumpuk di dalam kamar pas. Keduanya dapat mendukung pertumbuhan bakteri. Bahkan seseorangb dapat dihinggapi bakteri yang tahan antibiotik seperti MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) hanya dengan mencoba pakaian,”
Selalu gunakan pakaian dalam ketika mencoba memakai pakaian yang menyentuh alat kelamin atau dubur. Perbanlah luka atau goresan sebelum mencoba pakaian. Lluka yang terbuka dapat menjadi pintu masuk bakteri berbahaya. Dan pastikan mencuci pakaian baru sebelum dipakai.
6. Sampel Kosmetik
Ketika mengunjungi ke counter make up, infeksi Staphylococcus dapat masuk dari lipstik warna terbaru. Sebuah penelitian tahun 2005 menemukan bahwa sebanyak 67% hingga 100% dari counter sampel make up terkontaminasi dengan bakteri seperti Staphylococcus dan E. coli.
“Penelitian ini menunjukkan kepada kita bahwa seseorang yang sedang sakit atau setelah dari kamar mandi tidak mencuci tangannya dan kemudian menyentuh sampel,” .
Hindari menggunakan sampel makeup untuk digunakan pada bibir, mata, atau wajah. Mintalah sampel yang sekali pakai, jadi orang yang hendak mencoba dapat membuka, mencoba, dan membuangnya. Jika tidak tersedia, gunakan tisu untuk menyeka sampel dan kemudian gunakan produk ke punggung tangan.
Kunci untuk melawan bakteri selain menjaga kebersihan adalah dengan menjaga tubuh dalam kondisi bugar. Tubuh yang bugar akan memperkuat sistem kekebalan tubuh sehingga meredam kuman-kuman yang masuk ke tubuh dari sekitar kita.
semoga berguna ya... ^_^
Monday, March 5, 2012
8 News Anchor Indonesia yang mirip tokoh cartoon
1.Grace Natalie (TV One) dan Rinoa Heartilly (Final Fantasy VIII)
2. Isyana Bagus Oka (RCTI) dan Higurashi Kagome (Inuyasha)
3. Cheryl Tanzil (Metro TV) dan Fa Mulan (Mulan)
4. Shinta Puspitasari (TV One) dan Jill Valentine (Resident Evil)
5. Kania Sutisnawinata (Metro TV) dan Katara (Avatar the Legend of Aang)
6. Indy Rahmawati (TV One) dan Eiko Carol (Final Fantasy IX)
7. Eva Julianti (Metro TV) dan Nico Robin (One Piece)
8. Rahma Sarita (TV One) dan Princess Jasmine (Aladdin)
sumber :www.terbaca.com
Sunday, March 4, 2012
Kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
Jika Anda seorang leader yang aktif berkomunikasi, tentunya Anda sering mengambil keputusan dari mulai hal-hal yang sederhana sampai pada yang berdampak terhadap banyak kepentingan.
Tergantung dari situasi yang Anda hadapi, ada tiga gaya pengambilan keputusan. Tiap gaya mempunyai karakter tersendiri yang ditentukan oleh keadaan dan keterlibatan orang-orang didalamnya.
Yang pertama, memutuskan sendiri. Dalam hal ini Anda, sebagai leader, mengambil keputusan sendiri dan kemudian mengkomunikasikan keputusan Anda pada orang-orang di tim Anda. Gaya ini efektif saat Anda mempunyai informasi cukup dan pengetahuan yang diperlukan. Keputusan Anda akan diterima baik oleh tim karena waktunya pun terbatas.
Kedua, konsultatif. Menggunakan pendekatan ini, Anda berkonsultasi dengan anggota tim yang lain dalam mengumpulkan informasi untuk mendapatkan kepastian. Konsultasi ini bisa dilakukan dalam suasana pertemuan one-on-one atau dalam sesi meeting. Begitu informasi yang diperlukan terkumpul, Anda membuat keputusan dan mengkomunikasikannya pada orang lain.
Ketiga, konsensus atau musyawarah untuk mufakat. Pendekatan ini melibatkan Anda dan anggota tim yang lain untuk mencapai kesepakatan dalam pengambilan keputusan. Semua terlibat aktif untuk menyuarakan pendapatnya. Keputusan yang diambil merupakan hasil mufakat bersama yang diterima oleh semua pihak dengan memuaskan. Konsensus tidak serta merta memerlukan persetujuan semua anggota, tapi paling tidak memenuhi kuorum yang disyaratkan.
Pendekatan apapun yang Anda ambil memerlukan seni berkomunikasi yang jelas dan terarah. Gunakan kualitas bahasa, suara, dan sikap tubuh yang benar agar pengambilan keputusan terlihat meyakinkan dan diterima semua pihak.
Belajar dan Berkembang dalam Persahabatan
Ada kalimat mengatakan bahwa sahabat itu seperti sebuah keluarga. Tetapi buat saya pribadi sahabat itu tidak sama dengan keluarga.
Pada saat kita lahir kita tidak bisa memilih di keluarga mana kita ingin dilahirkan.
Kita tidak bisa memilih bahwa kita ingin dilahirkan oleh Ibu yang cantik, muda, mampu mendengarkan dengan baik atau penyayang dengan penuh ketulusan.
Kita tidak bisa memilih ingin memiliki Bapak yang kaya, tenar dan ternama atau baik hati. Kita tidak bisa memilih ingin kakak atau adik yang seperti apa, serta tidak bisa pula memilih ingin paman atau bibi yang seperti kehendak kita.
Kita nota bene terlahir dalam keluarga yang memang "ditakdirkan" untuk menjadi keluarga kita.
Beda dengan sahabat.
Kita mungkin bertemu sahabat kita di sekolah.
Kita mungkin bertemu sahabat kita di lingkungan rumah.
Kita mungkin bertemu sahabat kita di tempat olahraga.
Kita mungkin bertemu sahabat kita di tempat dugem.
Atau bahkan mungkin secara "kebetulan" bertemu dengan sahabat kita di salah satu acara tak terduga.
Dengan sahabat kita, pertemuan pertama mungkin belum menjadikan kita sebagai sahabat.
Butuh waktu untuk menjalin jalinan ikatan yang ada.
Mungkin membutuhkan beberapa pertemuan untuk kemudian merasa clicked dan cocok satu sama lain.
Membutuhkan waktu yang lebih lama lagi bahkan mungkin untuk pada akhirnya satu sama lain bisa saling menceritakan rahasia masing-masing.
Ketika semua ini tidak berjalan dengan mulus, kita bisa saja "memutuskan" untuk tidak bersahabat dengannya and simply walk away.
Toh kita tidak memiliki ikatan apapun, seperti ikatan keluarga.
Toh kita tidak terlahir dengan sabahat itu, seperti kita terlahir dengan keluarga kita.
Sehingga dengan kata lain, kita pada dasarnya bisa memilih sahabat kita, tidak seperti dengan keluarga.
Lalu kalau begitu apa yang menyatukan seluruh sahabat-sahabat yang ada di dunia ini ya?
Apakah kecocokan diantara mereka?
Apakah rentang waktu panjang yang telah terjalin?
Apakah kondisi yang ada?
Dalam film animasi Madagascar, alkisah ada empat sahabat yang terbentuk akibat kesamaan lokasi.
Mereka berempat sama-sama ditempatkan di Central Park Zoo dengan kandang yang berdekatan satu sama lain.
Seperti layaknya individu dengan beragam keunikan masing-masing, ke empat sahabat binatang ini pun memiliki sifat yang berbeda satu sama lain.
Ada Gloria, si kuda nil betina yang dilahirkan di Central Park Zoo dan diceritakan sebagai kuda nil yang cantik nian, menjadi pujaan banyak kuda nil lain, independen, pandai dan tahu apa yang ia inginkan serta bagaimana memperoleh keinginannya.
Kemudian ada pula Melman. Seekor jerapah yang menderita Hipokondriak (salah satu gangguan psikologis, dimana penderita selalu merasa ada yang salah pada dirinya secara fisik sehingga berulang kali memeriksakan dirinya ke dokter, walaupun kemudian dokter tidak menemukan ada yang salah pada dirinya). Sebelum ditransfer ke Central Park Zoo, Melman dibesarkan di Bronx Zoo yang mengakibatkan ia kemudian merasa lebih tahu "dunia luar" dibandingkan ketiga temannya.
Lalu Marty sang kuda zebra yang penuh mimpi dan berjiwa petualang. Dia terus-menerus berpikir mengenai dunia di luar Central Park Zoo dan tergelitik untuk mengetahui bagaimana rasanya tinggal di hutan lebat. Akibat dirinya pulalah maka keempatnya lalu (dengan segala kekonyolan yang ada) sukses keluar dari Central Park Zoo untuk kemudian memulai petualangan yang tak terpikirkan sebelumnya.
Terakhir adalah Alex. Sejak dilahirkan Alex sudah terlahir untuk menjadi tenar. Ia terlahir dari seorang Ayah dan Ibu yang merupakan pemimpin sebuah suku yang terpandang. Ketika ia kemudian mengalami kesialan tertangkap oleh seorang pemburu yang menjualnya ke Central Park Zoo, ia pun tidak lantas kehilangan pamor. Ia menjadi pusat perhatian di kebun binatang tersebut akibat kelihaiannya berdansa. Ia selalu menjadi Raja di segala tempat.
Hubungan persahabatan di antara mereka tidak berjalan mulus begitu saja.
Mereka kadang mengeluhkan kecenderungan Melman yang terus-menerus meributkan kondisi kesehatannya dan mengganggu saja dengan segala keluhan ceritanya.
Mereka juga kadang pusing dengan Gloria yang bersikap sok pintar dengan segala kemanjaannya.
Mereka pun akhirnya harus "terjun bebas" terpaksa keluar dari zona kenyamanan mereka di Central Park Zoo akibat mengikuti jejak Marty.
Dan tentunya, mereka seringkali mual dan sebal dengan sikap Alex yang terus-menerus merasa dirinya Raja sehingga berhak untuk selalu memperoleh perhatian dari setiap umat yang mereka temui di perjalanan pertualangan mereka.
Pertikaian tidak terelakan.
Gerutuan ada berulang kali.
Pergumulan bahkan sempat terjadi.
Dan pada satu titik mereka siap untuk meninggalkan satu sama lain.
Mereka siap untuk memilih sahabat lain.
Disinilah menurut saya letak ujian sebuah persahabatan.
Dari sebuah film animasi konyol kita justru jadi mampu untuk belajar banyak mengenai persahabatan.
Ketika orang yang ada dalam lingkungan persahabatan kita rasanya tidak layak (lagi) untuk menyandang titel sebagai sahabat kita, apa yang kemudian akan kita lakukan????
Pada titik inilah bagi saya juga kebesaran hati dan kemauan semua sahabat terkait untuk saling jujur, berbagi, introspeksi diri dan belajar untuk berubah menjadi teruji.
Saya selalu percaya bahwa dalam segala krisis TIDAK PERNAH ada HANYA salah satu pihak yang bersalah.
Mau seberapa besar atau kecil porsinya, semua pihak memiliki kontribusi dalam krisis tersebut.
Jika saja, ketika itu Alex, sang Raja tidak mau berbesar hati mengakui betapa congkak dirinya selama ini, mungkin ke empat sahabat tersebut sudah bubar jalan.
Jika saja, ketika itu Marty tidak mau berbesar hati memaafkan Alex, mungkin cerita persahabatan Madagascar sudah berakhir total.
Jika saja ketika itu baik Melman maupun Gloria tidak memiliki niat yang tulus untuk saling membuka mata dan bersikap jujur mengakui porsi masing-masing dalam krisis yang terjadi, mungkin kita tidak akan lagi melihat persahabatan diantara mereka.
Buat saya pribadi, dan ini benar-benar pengalaman dan pernyataan pribadi saya, sahabat bisa terus berjalan bersama tanpa mengenal jarak, waktu dan kondisi karena adanya toleransi serta keterbukaan di antara mereka serta keinginan yang cukup untuk tetap bersama.
Saya tidak menyarankan tentunya untuk terus bersama dengan seseorang bertitel sahabat jika hubungan tersebut sudah saat tidak sehat dan satu sama lain saling menyakiti setelah berjalan sekian lama dan sudah berulang-ulang kali proses rekonsiliasi yang terjadi gagal tanpa membuahkan perubahan positif yang signifikan.
Kalau demikian kondisinya, tentu mungkin akan lebih baik jika para sahabat tersebut mulai berpikir memilih jalurnya masing-masing.
Namun kalau katakanlah kita baru saja bertemu dengan orang tersebut dan baru saja mau memulai merintis hubungan persahabatan, kemudian ada krisis yang terjadi, lalu tanpa tedeng aling-aling asyik saja memutuskan hubungan yang ada, waduh….
Pertanyaannya mungkin hanya dua :
Kita yang tidak mau membuka diri untuk mencoba berusaha dahulu mempertahankan hubungan yang ada atau memang orang tersebut sedemikian tidak bergunanya untuk diperjuangkan?
Tetapi kalau rentang waktu untuk mengenal satu sama lain masih dalam hitungan jari, darimana kita tahu secara pasti bahwa orang tersebut memang tidak layak untuk dipertahankan????!?
Siapa kah kita sebegitu congkaknya dalam jarak waktu super duper pendek tersebut dapat memutuskan bahwa orang tersebut layak atau tidak layak untuk menjadi sahabat kita???
Kita memang memiliki hak untuk memilih siapa sahabat kita.
Masalahnya sesudah kita memilih apakah kemudian kita mau mempertahankannya?
Banyak kumpulan sahabat yang mungkin baru beberapa bulan "terbentuk" atau mungkin juga sudah sekian lama ‘terbentuk’ bubar jalan begitu saja karena beragam faktor.
Ketika itu terjadi, pertanyaannya adalah apakah kita mau berjuang untuk mencoba terlebih dahulu memperbaiki kondisi yang ada atau malah dengan gampangnya memisahkan diri dari orang yang dulu sempat masuk daftar sahabat kita?
Toh kita tidak terlahir dengan sahabat itu kan?
So dengan "mudah" pula kita bisa say bye bye dong.
Tetapi yang perlu disadari kalau memang kita selalu dengan mudahnya say bye bye ke setiap orang yang kayaknya tidak cocok dengan kita, lalu kapan kita pernah bisa benar-benar dekat dengan orang lain ya?
Kapan kita benar-benar bisa belajar berkembang menjadi individu yang lebih baik? Saya jujur tidak ingin berteman dengan individu yang membuat saya nyaman terus-menerus.
Saya jujur memilih untuk bersahabat dengan individu yang mampu untuk membuat saya memperluas zona kenyamanan saya dan mendorong saya untuk belajar lagi, lagi serta lagi terus-menerus tanpa henti.
Saya pernah beradu mulut dengan salah seorang sahabat saya.
Saya pernah meninggalkan sahabat saya yang lain seorang diri dalam sebuah pertikaian di antara kami.
Saya pernah stop mogok bicara selama beberapa bulan dengan sahabat saya pula akibat sebuah krisis.
Saya pernah (dengan jujur mengakui) meng-abuse sahabat saya dengan segala sifat kekanak-kanakan saya ketika masih SMA… Dan entah bagaimana ia bertahan melewati itu semua & stand by me until today! Mamma mia!
Hidup ini seperti sebuah lingkaran kebaikan.
Ada orang yang pernah memberikan kita sebuah kebaikan.
Mengapa kita tidak meneruskan kebaikan tersebut kepada orang lain.
Tak terhitung sudah kebaikan yang diberikan oleh sahabat-sahabat saya kepada saya, sehingga rasanya dengan ikhlas dan penuh suka cita saya pun ingin membaginya dengan setiap orang yang saya temui.
Saya berusaha untuk tidak bersikap pemilih.
Memilih mana yang berhak untuk mendapatkan kebaikan saya dan mana yang tidak.
Karena saya tidak mampu membayangkan jadi apa saya hari ini kalau saja ketika itu sahabat saya memutuskan untuk berbuat kebaikan TETAPI TIDAK kepada saya.
Dalam hidup ini pun tidak ada yang permanen.
Satu-satunya yang permanen justru perubahan itu sendiri.
Sahabat yang kita miliki saat ini mungkin sudah berubah jauh dari sahabat yang dulu kita pertama kali kenal.
Sahabat yang kita miliki pun mungkin akan pergi jauh sekali akibat dari perubahan hidupnya.
Dalam perjalanan persahabatan yang kita miliki, segala perubahan mungkin terjadi.
Pertanyaannya hanya seberapa kokoh persahabatan yang telah terbentuk.
Seberapa besar kita mau untuk berjiwa besar sama-sama saling menyesuaikan dengan kondisi yang berubah.
Banyak kemudian yang enggan untuk membuka diri, sadar maupun tidak sadar, karena takut akan perubahan tersebut.
Tetapi prinsip saya tetap sama, tidak peduli lima menit atau lima puluh tahun, saya lebih baik membuka diri mengenal orang tersebut, belajar selama saya masih diijinkan untuk belajar bersamanya, daripada saya menutup diri dan tidak mengenal orang tersebut sama sekali.
Ketika mungkin perubahan mungkin tak terelakkan serta harus terjadi, saya malah merasa perubahan tersebut adalah wadah bagi saya untuk belajar hal yang baru.
Membentuk sebuah kelompok sahabat memang adalah hal yang sangat mudah.
Mempertahankannya adalah hal yang lain lagi.
Saya bersyukur memiliki sahabat-sahabat yang ada tidak hanya ketika saya bersikap manis, namun juga ketika saya sedang menunjukkan sisi setan saya.
Saya bersyukur memiliki sahabat tidak hanya ketika saya sedang tertawa namun juga ketika saya harus menangis meraung-raung.
Saya bersyukur memiliki sahabat yang mampu dengan pedasnya menunjuk-nunjuk saya ketika saya dengan bodohnya bersikap.
Saya bersyukur saya masih mampu untuk saling terbuka dengan sahabat dan belajar bersama-sama untuk terus menjadi individu yang lebih baik.
Saya bersyukur memiliki sahabat yang menjadi pasangan saya untuk belajar dan berkembang.
Seperti saat ini, karena sahabat-sahabat saya lah maka saya terinspirasi untuk menulis kembali.
Kegiatan yang saya cintai dan sayangnya mungkin sudah dua bulan ini vakum saya lakukan.
Karena mereka lah jari-jari saya kembali tergerak untuk mengasah kemampuan merangkai kata.
Sebuah Arti Pertemanan
Tadi malam ketika saya sedang berleyeh-leyeh, beristirahat setelah melakukan rutinitas olah raga sore saya, seorang teman mengirimkan pesan singkat melalui telepon genggam.
Dia berkata (dan saya kutip tepat seperti yang ia katakan) : “I don’t agree with ‘friends come and go’. They COME when u use ur heart,they GO when u use ur Ego”.
Kalimat pendek tersebut kemudian berbuntut pada percakapan di telepon dan juga rantaian pesan singkat dengan sang teman sampai dengan esok paginya.
Kalimat pendek itu adalah kalimat yang cukup menggugah nurani saya dan merangsang pikiran untuk menganalisanya.
Kenapa?
Karena saya adalah individu yang mempercayai bahwa di kehidupan yang fana ini tidak ada suatu hal yang permanen.
Semua pasti berubah.
Dengan kata lain, ya tentunya, akan tiba masa dimana teman-teman yang selama ini hadir dan datang dalam hidup kita akan pergi kok!
Tetapi kemudian seiring dengan rentetan diskusi tadi dengan sang teman, tiba-tiba saya sampai pada satu titik kesimpulan yang berbeda.
Segala hal sudah pasti berubah dalam kehidupan kita ini.
Pada satu masa akan ada teman yang datang dan ketika kedua belah pihak merasakan kecocokan maka hubungan tersebut pun dapat berlanjut.
Kita kemudian menjalin pertemanan dengannya, menghabiskan waktu bersama, tertawa dan bahkan menangis bersama, melakukan beragam segudang aktifitas bersama tanpa menyadari waktu kebersamaan tersebut tetap berjalan serta berlalu
. Tidak menyadari waktu yang terus berjalan tersebut sampai kemudian tiba pada satu titik dimana konflik mungkin saja muncul.
Perjalanan yang paling mulus pun pastilah memiliki lubang, sekecil atau sebesar apapun juga.
Ketika lubang itu hadir dalam hubungan pertemanan yang terjalin, argumen pun mulai bermunculan.
Masing-masing pihak berkutat akan keyakinan bahwa dirinya lah yang paling benar. Terkadang bahkan argumen itu bahkan tidak ada dan keduanya memilih untuk diam seribu bahasa tanpa merasa perlu untuk mengucapkan satu patah kata pun.
Ketika itu yang terjadi lalu apa yang akan dilakukan??
Saya percaya dari dua pilihan saja yang tersedia disini, inilah saat dimana kita dapat menggunakan hak kita untuk memilih secara bebas pilihan yang tersedia. Kita dapat bertindak berdasarkan hati kita. Atau kita dapat lebih memilih untuk bertindak mengikuti Ego kita.
Pada titik inilah, pertemanan yang terjalin selama itu akan tiba pada masa-masa ujian.
Akankah pertemanan tersebut dapat dipertahankan atau akankah ia usai begitu saja.
Pertemanan itu sendiri sudah tentu melibatkan paling sedikit dua pihak. Dan ketika sudah ada lebih dari dua pihak yang terlibat berarti lebih banyak pula pikiran, perasaan serta perilaku yang berbeda-beda yang terlibat. Saya tentunya tidak dapat menuntut pihak lain untuk benar-benar memiliki pikiran, perasaan dan tindak tanduk yang sama dengan saya.
Berdasarkan hal itulah maka saya tidak terlalu setuju dengan kalimat pertama teman saya : Buat saya teman memang pasti akan datang dan pergi.
Namun saya setuju sekali dengan kalimat keduanya : Ketika saya mampu untuk mendengarkan kata hati saya pertemanan yang terjalin dapat tetap dipertahankan, sedangkan ketika saya berkutat dengan Ego saya maka pertemanan tersebut dapat tiba pada titik akhir. HANYA SAJA, ini bukanlah kondisi yang sudah pasti!
Saya bisa saja sudah lebih banyak menggunakan hati saya dan mencoba mengatasi kondisi yang ada sebijak mungkin, tetapi tetap saja sang teman memutuskan untuk beranjak pergi. Saya bisa pula ngoyo menggunakan Ego saya tapi sang teman dengan setia tetap berada di samping saya.
Hal itu bergantung pada pilihan mereka dan pilihan mereka semata toh.
Sehingga saya sampai pada kesimpulan bahwa dalam konflik yang muncul, serta dalam usaha untuk mempertahakan jalinan pertemanan yang ada, selama saya sudah yakin bahwa saya telah melakukan setiap usaha sebaik mungkin secara bijak mengikuti kata hati yang ada, maka apapun yang kemudian menjadi pilihan teman saya dan segala tindakan yang dilakukannya sama sekali bukan urusan ataupun kuasa saya.
Dia dapat saja beranjak pergi.
Dia juga dapat saja tetap tinggal.
Semua hal tersebut benar-benar murni merupakan pilihannya & pilihannya semata.
Saya hanya dapat memastikan bahwa saya telah berbuat semaksimal mungkin (maksimal berdasarkan penilaian saya tentunya, karena kondisi maksimal bagi setiap orang memiliki arti yang sangat subyektif).
Lagi pula terkadang waktu untuk bersama-sama sudah berakhir. Setiap pihak yang selama ini terlibat bersama sudah tiba pada sebuah persimpangan dan masing-masing pihak harus mengambil jalur yang berbeda. Ketika kita enggan untuk saling melepaskan, kita malah akan terhambat dan berkutat terus-menerus di persimpangan tersebut yang menyebabkan kita tidak bisa lagi meneruskan perjalanan kita untuk terus belajar berkembang menjadi individu yang lebih baik dalam hidup ini.
Jadi sekali lagi, saya berpikir jika memang pertemanan yang saya jalin selama ini mengalami ujian, saya hanya dapat memastikan bahwa saya akan dan telah melakukan semaksimal mungkin yang bisa saya lakukan. Setelah itu, dengan ikhlas, saya menyerahkan hasil akhirnya kepada Yang Kuasa. Saya dengan senang hati bersedia menyerahkan keputusan akhir kepada-Nya selama saya tahu bahwa saya telah berbuat semaksimal mungkin.
Jika memang jalinan tersebut masih dapat dipertahankan, saya bersyukur. Jika memang jalinan tersebut harus terputus dan kami memilih jalan yang berbeda, saya pun bersyukur.
Saya toh tetap akan menyimpan dan mensyukuri setiap momen yang telah kami lalui bersama karena saya yakin momen apapun itu yang telah kami lalui bersama pastilah memberikan pelajaran tersendiri bagi diri kami masing-masing.
Pada titik dimana saya harus melepaskan kelekatan yang ada, maka dengan keikhlasan kelekatan itu pun saya lepaskan. Tanpa penyesalan, namun diiringi dengan emosi yang tepat.
Pertemanan memang suatu hal yang menjadi bumbu sedap dalam kehidupan sosial kita. Ketika bumbu tersebut sudah tidak cocok lagi dengan masakan yang akan kita buat, dan bahkan setelah beragam percobaan usaha maksimal tetap tidak cocok, mungkin memang sudah saatnya kita mengganti bumbu tersebut. Kecuali jika kita ingin menghasilkan masakan dengan rasa yang aneh di lidah ini dan hampir tidak mungkin untuk dinikmati.
Benar-benar sebuah pesan singkat pendek yang kemudian menghasilkan proses berpikir yang menyenangkan.
Proses berpikir yang mungkin sedang saya butuhkan saat ini.
Terima kasih untuk sang teman yang telah berbagi proses berpikir ini dengan saya…
Dia berkata (dan saya kutip tepat seperti yang ia katakan) : “I don’t agree with ‘friends come and go’. They COME when u use ur heart,they GO when u use ur Ego”.
Kalimat pendek tersebut kemudian berbuntut pada percakapan di telepon dan juga rantaian pesan singkat dengan sang teman sampai dengan esok paginya.
Kalimat pendek itu adalah kalimat yang cukup menggugah nurani saya dan merangsang pikiran untuk menganalisanya.
Kenapa?
Karena saya adalah individu yang mempercayai bahwa di kehidupan yang fana ini tidak ada suatu hal yang permanen.
Semua pasti berubah.
Dengan kata lain, ya tentunya, akan tiba masa dimana teman-teman yang selama ini hadir dan datang dalam hidup kita akan pergi kok!
Tetapi kemudian seiring dengan rentetan diskusi tadi dengan sang teman, tiba-tiba saya sampai pada satu titik kesimpulan yang berbeda.
Segala hal sudah pasti berubah dalam kehidupan kita ini.
Pada satu masa akan ada teman yang datang dan ketika kedua belah pihak merasakan kecocokan maka hubungan tersebut pun dapat berlanjut.
Kita kemudian menjalin pertemanan dengannya, menghabiskan waktu bersama, tertawa dan bahkan menangis bersama, melakukan beragam segudang aktifitas bersama tanpa menyadari waktu kebersamaan tersebut tetap berjalan serta berlalu
. Tidak menyadari waktu yang terus berjalan tersebut sampai kemudian tiba pada satu titik dimana konflik mungkin saja muncul.
Perjalanan yang paling mulus pun pastilah memiliki lubang, sekecil atau sebesar apapun juga.
Ketika lubang itu hadir dalam hubungan pertemanan yang terjalin, argumen pun mulai bermunculan.
Masing-masing pihak berkutat akan keyakinan bahwa dirinya lah yang paling benar. Terkadang bahkan argumen itu bahkan tidak ada dan keduanya memilih untuk diam seribu bahasa tanpa merasa perlu untuk mengucapkan satu patah kata pun.
Ketika itu yang terjadi lalu apa yang akan dilakukan??
Saya percaya dari dua pilihan saja yang tersedia disini, inilah saat dimana kita dapat menggunakan hak kita untuk memilih secara bebas pilihan yang tersedia. Kita dapat bertindak berdasarkan hati kita. Atau kita dapat lebih memilih untuk bertindak mengikuti Ego kita.
Pada titik inilah, pertemanan yang terjalin selama itu akan tiba pada masa-masa ujian.
Akankah pertemanan tersebut dapat dipertahankan atau akankah ia usai begitu saja.
Pertemanan itu sendiri sudah tentu melibatkan paling sedikit dua pihak. Dan ketika sudah ada lebih dari dua pihak yang terlibat berarti lebih banyak pula pikiran, perasaan serta perilaku yang berbeda-beda yang terlibat. Saya tentunya tidak dapat menuntut pihak lain untuk benar-benar memiliki pikiran, perasaan dan tindak tanduk yang sama dengan saya.
Berdasarkan hal itulah maka saya tidak terlalu setuju dengan kalimat pertama teman saya : Buat saya teman memang pasti akan datang dan pergi.
Namun saya setuju sekali dengan kalimat keduanya : Ketika saya mampu untuk mendengarkan kata hati saya pertemanan yang terjalin dapat tetap dipertahankan, sedangkan ketika saya berkutat dengan Ego saya maka pertemanan tersebut dapat tiba pada titik akhir. HANYA SAJA, ini bukanlah kondisi yang sudah pasti!
Saya bisa saja sudah lebih banyak menggunakan hati saya dan mencoba mengatasi kondisi yang ada sebijak mungkin, tetapi tetap saja sang teman memutuskan untuk beranjak pergi. Saya bisa pula ngoyo menggunakan Ego saya tapi sang teman dengan setia tetap berada di samping saya.
Hal itu bergantung pada pilihan mereka dan pilihan mereka semata toh.
Sehingga saya sampai pada kesimpulan bahwa dalam konflik yang muncul, serta dalam usaha untuk mempertahakan jalinan pertemanan yang ada, selama saya sudah yakin bahwa saya telah melakukan setiap usaha sebaik mungkin secara bijak mengikuti kata hati yang ada, maka apapun yang kemudian menjadi pilihan teman saya dan segala tindakan yang dilakukannya sama sekali bukan urusan ataupun kuasa saya.
Dia dapat saja beranjak pergi.
Dia juga dapat saja tetap tinggal.
Semua hal tersebut benar-benar murni merupakan pilihannya & pilihannya semata.
Saya hanya dapat memastikan bahwa saya telah berbuat semaksimal mungkin (maksimal berdasarkan penilaian saya tentunya, karena kondisi maksimal bagi setiap orang memiliki arti yang sangat subyektif).
Lagi pula terkadang waktu untuk bersama-sama sudah berakhir. Setiap pihak yang selama ini terlibat bersama sudah tiba pada sebuah persimpangan dan masing-masing pihak harus mengambil jalur yang berbeda. Ketika kita enggan untuk saling melepaskan, kita malah akan terhambat dan berkutat terus-menerus di persimpangan tersebut yang menyebabkan kita tidak bisa lagi meneruskan perjalanan kita untuk terus belajar berkembang menjadi individu yang lebih baik dalam hidup ini.
Jadi sekali lagi, saya berpikir jika memang pertemanan yang saya jalin selama ini mengalami ujian, saya hanya dapat memastikan bahwa saya akan dan telah melakukan semaksimal mungkin yang bisa saya lakukan. Setelah itu, dengan ikhlas, saya menyerahkan hasil akhirnya kepada Yang Kuasa. Saya dengan senang hati bersedia menyerahkan keputusan akhir kepada-Nya selama saya tahu bahwa saya telah berbuat semaksimal mungkin.
Jika memang jalinan tersebut masih dapat dipertahankan, saya bersyukur. Jika memang jalinan tersebut harus terputus dan kami memilih jalan yang berbeda, saya pun bersyukur.
Saya toh tetap akan menyimpan dan mensyukuri setiap momen yang telah kami lalui bersama karena saya yakin momen apapun itu yang telah kami lalui bersama pastilah memberikan pelajaran tersendiri bagi diri kami masing-masing.
Pada titik dimana saya harus melepaskan kelekatan yang ada, maka dengan keikhlasan kelekatan itu pun saya lepaskan. Tanpa penyesalan, namun diiringi dengan emosi yang tepat.
Pertemanan memang suatu hal yang menjadi bumbu sedap dalam kehidupan sosial kita. Ketika bumbu tersebut sudah tidak cocok lagi dengan masakan yang akan kita buat, dan bahkan setelah beragam percobaan usaha maksimal tetap tidak cocok, mungkin memang sudah saatnya kita mengganti bumbu tersebut. Kecuali jika kita ingin menghasilkan masakan dengan rasa yang aneh di lidah ini dan hampir tidak mungkin untuk dinikmati.
Benar-benar sebuah pesan singkat pendek yang kemudian menghasilkan proses berpikir yang menyenangkan.
Proses berpikir yang mungkin sedang saya butuhkan saat ini.
Terima kasih untuk sang teman yang telah berbagi proses berpikir ini dengan saya…
Berhenti Berpikir dan Take Action
The possibilities are numerous once we decide to act and not react (George Bernard Shaw)
Menurut beliau, begitu kita berhenti berpikir dan segera bertindak kita membuka diri terhadap kesempatan yang jumlahnya banyak sekali, bahkan melebihi dugaan kita. Namun problemnya adalah seakan-akan kita tidak punya alasan yang cukup kuat kenapa kita harus mengambil tindakan. Berikut ini tiga alasan utama yang ingin Anda pertimbangan ketika Anda ragu-ragu untuk bertindak:
1. Hanya Anda yang bisa take action, bukan orang lain
Kalau Anda ditanya, “Siapa yang menjalankan hidup Anda?”, jawabnya pasti mudah: “Anda sendiri!”. Artinya Anda bertanggung jawab atas hidup Anda sendiri, bukan orang lain. Anda memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan bahkan meningkatkan kualitas hidup Anda karena Anda sendirilah pilot pesawat hidup Anda.
Kalau Anda punya rencana bisnis, karir, atau rencana untuk merubah hidup maka Anda ingin menyadari bahwa tidak ada orang lain yang akan take the first action, kecuali Anda sendiri. Anda bisa mendapatkan bantuan dari keluarga, teman, buku, blog. Tapi tindakan harus diambil oleh Anda sendiri. Hidup Anda adalah tanggung jawab Anda. Buatlah pilihan dan keputusan yang membawa kebaikan bagi Anda sendiri.
2. Terapkan pengetahuan yang Anda miliki
Pastinya kalau Anda membaca artikel ini Anda seorang pencari ilmu di Internet. Barangkali Anda sudah membaca banyak buku dan blog. Anda mungkin merasa pengetahuan Anda sekarang bertambah. Tidak ada salahnya dengan itu. Saya sendiri mempunyai kebiasan membaca paling tidak 10 halaman sehari. Waktu bagi saya sangat berharga oleh karena itu saya sangat jarang sekali menonton televisi.
Lebih dari itu saya percaya bahwa mengumpulkan pengetahuan tidak bisa menggantikan action. Anda bisa membaca puluhan buku, namun apabila Anda tidak mempraktekkan apa yang Anda pelajari dari buku-buku itu semua pengetahuan yang Anda miliki bisa sia-sia belaka.
Menghadiri pelatihan atau seminar membantu Anda untuk memperoleh inspirasi. Barangkali Anda menjadi bersemangat untuk take action. Semangat ini ingin Anda tindak lanjutin dengan mengambil tindakan nyata dimana Anda betul-betul menerapkan pengetahuan yang Anda miliki.
3. Menjadi lebih pandai dengan mengerjakan
Ada ungkapan “you learn by doing” yang artinya pengetahuan Anda menjadi bertambah seiring Anda menerapkannya dalam tindakan nyata. Apabila Anda seorang yang haus pengetahuan, Anda akan terpacu untuk bereksperimen dengan pengetahuan yang Anda miliki dengan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan pengetahuan Anda menjadi semakin pintar dengan memahami hal-hal apa yang cocok bagi Anda dan mana yang tidak.
Dengan mengerjakan Anda barangkali menjadi tahu kalau metode yang Anda baca di buku ternyata lebih rumit ketika dipraktekkan. Hal ini memacu Anda untuk memperbaiki metode tersebut dengan cara yang sesuai dengan kondisi lingkungan disekitar Anda.
Pengalaman adalah guru yang terbaik. Melalui pengalaman Anda menemukan hal-hal baru dan membuktikan sendiri apa yang selama ini dikatakan oleh guru, mentor, pelatih dll. Inilah yang ingin Anda peroleh. Secara analogi: orang lain boleh saja mendeskripsikan bagaimana rasanya apel, tapi untuk merasakan buah apel itu Anda harus makan buahnya sendiri. Sampai Anda merasakan semua sensasinya: segar, manis, asem, berair, dll.
Semoga artikel ini memberikan inspirasi bagi Anda untuk mempraktekkan ide, gagasan, dan pengetahuan yang Anda miliki untuk perbaikan kualitas diri Anda. Hanya dengan take action hidup Anda bisa berubah dan Anda pun menjadi pribadi yang membanggakan bagi diri sendiri dan orang lain.
Berkuasa Atas Diri Sendiri
Pernah kah anda disakiti padahal anda tak punya salah apa-apa? Saya pernah. Dan sakit sekali rasanya. Waktu itu saya belum kenal dengan cinta tanpa syarat. Memaafkan belum ada dalam kamus hidup saya. Mendoakan? Apa lagi! Berbuat baik pada yang berbuat buruk pada kita? Ah, nggak kepikiran sama sekali. Maka saya punya dua pilihan. Pasrah atau balas. Maka pilihan kedua lah yang saya pilih : BALAS. Dan rasanya enak sekali. Balas dendam itu melegakan.
Belakangan saya belajar banyak mengenai ini. Suatu kepedihan – karena apapun atau siapapun – akan menjadi beban bila dipendam. Seseorang yang disakiti pada hakikatnya diberikan energi negatif. Maka bila energy negative itu tak dilepaskan, maka ia akan terus ada. Membebani. Terus menyakiti. Merusak. Bahkan bisa bertambah besar.
Karena itu, sangat penting melepaskan energi kepedihan itu.
Salah satu cara melepas energi kepedihan itu adalah dengan membalas pada orang yang telah melepaskan energy itu pada kita. Nah, dalam konteks ini, kita punya dua pilihan.
Pertama, membalas sama buruknya. Pilihan ini bisa melepas energy kepedihan itu. Tapi resikonya besar juga. Orang yang terkena energi pembalasan yang buruk ini, bisa membalas lagi pada kita. Pembalasan yang buruk pula. Maka dimulai lah sebuah siklus balas dendam tiada akhir yang sangat buruk. Pada pilihan ini, hinaan dibalas hinaan. Kecurangan dibalas kecurangan. Kemarahan dibalas kemaharan.
Kedua, membalas dengan energy baik / manis (sweet revenge). Pilihan ini membuat kita membangkitkan energy baik yang bisa mengatasi dan mendorong keluar energy kepedihan yang ada di diri kita. Membalas jenis ini bisa mengakhiri kepedihan.
Anda karyawan berkualitas emas tapi diperlakukan seperti besi oleh bos anda. Anda terlalu sering dimarahi atas prestasi anda. Anda dihina melewati batas atas kesalahan anda. Kreativitas anda disepelekan. Usul anda dibuang ke tong sampah. Maka balaslah dengan manis. Keluar dari pekerjaan anda. Jadilah lebih berprestasi. Jadilah lebih kaya. Jadilah lebih berkuasa. Dan dengan kekuasaan anda, genggamlah mantan bos anda itu. Buat lah dia mengkerut di depan anda. Dan rasakanlah… betapa manisnya pembalasan itu. Katakan pada banyak orang bahwa prestasi anda yang sekarang adalah juga karena mantan bos anda itu. Cukuplah sampai segitu. Jangan diteruskan balas dendamnya. Karena bila diteruskan, anda mungkin yang akan menyakiti dia dengan energy negative anda.
Anda istri setia yang dikhianati suami anda. Balas kepedihan itu dengan manis. Jadilah istri yang diinginkan bahkan digila-gilai oleh suami anda. Jadilah lebih cantik dan menawan. Jadilah pribadi yang kuat. Hapus air mata kesedihan anda. Keraskan rahang anda. Jadilah lebih berkuasa atasnya. Buat suami anda berlutut di depan anda. Memohon maaf dari anda. Menghiba belas kasihan anda. Dan rasakanlah kenikmatan itu. Rasakan melenyapnya kepedihan anda yang digantikan perasaan berkuasa yang enak luar biasa. Anda kuat. Anda bebas memilih untuk menerima dia kembali atau berpisah darinya. Pilihannya benar-benar berada di tangan anda. Lepas dan jauh dari ketakutan atau kekhawatiran akan apapun. Anda benar-benar berkuasa atas diri anda.
Cinta anda ditolak karena anda miskin. Jangan menangis. Jangan meratapi diri. Jangan menyalahkan Tuhan atau orang tua anda. Jangan merasa menjadi orang termiskin di dunia. Tapi jadilah kaya raya. Jadilah lebih kaya dari dia yang menolak anda itu. Buatlah diri anda berada pada posisi yang sama atau lebih kuat darinya. Buat dia jadi menginginkan anda. Buat dia menyesal atas penolakan yang telah dia lakukan. Pada saat itu, anda berkuasa untuk menerima atau menolak dia. Apakah anda menerima atau menolak dia, lakukan dengan penuh gaya dan kharisma. Jangan bersikap buruk padanya. Toh, beban kepedihan anda telah anda lepaskan.
Anda telah terbebas dari segala beban.
Nikmati…
Belakangan saya belajar banyak mengenai ini. Suatu kepedihan – karena apapun atau siapapun – akan menjadi beban bila dipendam. Seseorang yang disakiti pada hakikatnya diberikan energi negatif. Maka bila energy negative itu tak dilepaskan, maka ia akan terus ada. Membebani. Terus menyakiti. Merusak. Bahkan bisa bertambah besar.
Karena itu, sangat penting melepaskan energi kepedihan itu.
Salah satu cara melepas energi kepedihan itu adalah dengan membalas pada orang yang telah melepaskan energy itu pada kita. Nah, dalam konteks ini, kita punya dua pilihan.
Pertama, membalas sama buruknya. Pilihan ini bisa melepas energy kepedihan itu. Tapi resikonya besar juga. Orang yang terkena energi pembalasan yang buruk ini, bisa membalas lagi pada kita. Pembalasan yang buruk pula. Maka dimulai lah sebuah siklus balas dendam tiada akhir yang sangat buruk. Pada pilihan ini, hinaan dibalas hinaan. Kecurangan dibalas kecurangan. Kemarahan dibalas kemaharan.
Kedua, membalas dengan energy baik / manis (sweet revenge). Pilihan ini membuat kita membangkitkan energy baik yang bisa mengatasi dan mendorong keluar energy kepedihan yang ada di diri kita. Membalas jenis ini bisa mengakhiri kepedihan.
Anda karyawan berkualitas emas tapi diperlakukan seperti besi oleh bos anda. Anda terlalu sering dimarahi atas prestasi anda. Anda dihina melewati batas atas kesalahan anda. Kreativitas anda disepelekan. Usul anda dibuang ke tong sampah. Maka balaslah dengan manis. Keluar dari pekerjaan anda. Jadilah lebih berprestasi. Jadilah lebih kaya. Jadilah lebih berkuasa. Dan dengan kekuasaan anda, genggamlah mantan bos anda itu. Buat lah dia mengkerut di depan anda. Dan rasakanlah… betapa manisnya pembalasan itu. Katakan pada banyak orang bahwa prestasi anda yang sekarang adalah juga karena mantan bos anda itu. Cukuplah sampai segitu. Jangan diteruskan balas dendamnya. Karena bila diteruskan, anda mungkin yang akan menyakiti dia dengan energy negative anda.
Anda istri setia yang dikhianati suami anda. Balas kepedihan itu dengan manis. Jadilah istri yang diinginkan bahkan digila-gilai oleh suami anda. Jadilah lebih cantik dan menawan. Jadilah pribadi yang kuat. Hapus air mata kesedihan anda. Keraskan rahang anda. Jadilah lebih berkuasa atasnya. Buat suami anda berlutut di depan anda. Memohon maaf dari anda. Menghiba belas kasihan anda. Dan rasakanlah kenikmatan itu. Rasakan melenyapnya kepedihan anda yang digantikan perasaan berkuasa yang enak luar biasa. Anda kuat. Anda bebas memilih untuk menerima dia kembali atau berpisah darinya. Pilihannya benar-benar berada di tangan anda. Lepas dan jauh dari ketakutan atau kekhawatiran akan apapun. Anda benar-benar berkuasa atas diri anda.
Cinta anda ditolak karena anda miskin. Jangan menangis. Jangan meratapi diri. Jangan menyalahkan Tuhan atau orang tua anda. Jangan merasa menjadi orang termiskin di dunia. Tapi jadilah kaya raya. Jadilah lebih kaya dari dia yang menolak anda itu. Buatlah diri anda berada pada posisi yang sama atau lebih kuat darinya. Buat dia jadi menginginkan anda. Buat dia menyesal atas penolakan yang telah dia lakukan. Pada saat itu, anda berkuasa untuk menerima atau menolak dia. Apakah anda menerima atau menolak dia, lakukan dengan penuh gaya dan kharisma. Jangan bersikap buruk padanya. Toh, beban kepedihan anda telah anda lepaskan.
Anda telah terbebas dari segala beban.
Nikmati…
Membangunkan potensi terpendam Anda
Pernahkan terlintas dibenak Anda mengapa beberapa orang tertentu seperti dilahirkan sebagai winners? Orang-orang seperti ini biasanya dengan mudah meraih prestasi dan memiliki karir sukses.
Apa sesungguhnya yang membuat orang-orang ini berhasil, sementara yang lain jatuh gagal?
Sebetulnya tidak ada yang aneh dalam hal ini. Orang-orang ini memiliki kemampuan mengelola potensi yang ada dalam dirinya dan mengambil alih kendali hidup yang diarahkan untuk pencapaian sebuah tujuan. Dalam kata lain, mereka menguasai personal power.
Kita semua memiliki kekuatan dalam diri kita yang tinggal menunggu perintah untuk dijalankan. Kekuatan ini berupa pikiran yang kita miliki, kata-kata yang diucapkan, dan tindakan yang kita ambil.
Personal power adalah kemampuan mengelola pikiran, ucapan, dan tindakan yang membawa kebaikan bagi diri kita dan orang-orang sekitar.
Personal power tidak bergantung pada latar belakang pendidikan atau posisi yang Anda pegang. Melainkan pada kesadaran untuk mengamati pikiran yang ada di kepala Anda. Kata-kata yang diucapkan pun mewakili betul apa yang Anda yakini. Kemudian perilaku Anda mencerminkan apa yang Anda percaya sebagai kebaikan bagi diri dan sesama.
Keselarasan antara pikiran, ucapan dan tindakan ini menjadi kunci dalam pengelolaan personal power.
Jika Anda menganggap diri Anda sebagai pribadi yang kuat. Saat Anda berbicara dengan orang lain ucapan Anda akan terdengar penuh kepercayaan diri. Dan tentunya sikap yang Anda tampilkan sekarang berbeda. Anda menjadi lebih aktif dan berani mengambil keputusan.
Pikiran Anda adalah aset luar biasa yang Anda miliki sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa.
Apa yang Anda pikirkan menentukan arah hidup yang Anda tuju. Saat Anda memiliki kemauan untuk meraih sebuah tujuan, Anda jaga kemauan ini dengan pikiran yang sejalan dengan cita-cita Anda.
Apa sesungguhnya yang membuat orang-orang ini berhasil, sementara yang lain jatuh gagal?
Sebetulnya tidak ada yang aneh dalam hal ini. Orang-orang ini memiliki kemampuan mengelola potensi yang ada dalam dirinya dan mengambil alih kendali hidup yang diarahkan untuk pencapaian sebuah tujuan. Dalam kata lain, mereka menguasai personal power.
Kita semua memiliki kekuatan dalam diri kita yang tinggal menunggu perintah untuk dijalankan. Kekuatan ini berupa pikiran yang kita miliki, kata-kata yang diucapkan, dan tindakan yang kita ambil.
Personal power adalah kemampuan mengelola pikiran, ucapan, dan tindakan yang membawa kebaikan bagi diri kita dan orang-orang sekitar.
Personal power tidak bergantung pada latar belakang pendidikan atau posisi yang Anda pegang. Melainkan pada kesadaran untuk mengamati pikiran yang ada di kepala Anda. Kata-kata yang diucapkan pun mewakili betul apa yang Anda yakini. Kemudian perilaku Anda mencerminkan apa yang Anda percaya sebagai kebaikan bagi diri dan sesama.
Keselarasan antara pikiran, ucapan dan tindakan ini menjadi kunci dalam pengelolaan personal power.
Jika Anda menganggap diri Anda sebagai pribadi yang kuat. Saat Anda berbicara dengan orang lain ucapan Anda akan terdengar penuh kepercayaan diri. Dan tentunya sikap yang Anda tampilkan sekarang berbeda. Anda menjadi lebih aktif dan berani mengambil keputusan.
Pikiran Anda adalah aset luar biasa yang Anda miliki sebagai anugerah dari Yang Maha Kuasa.
Apa yang Anda pikirkan menentukan arah hidup yang Anda tuju. Saat Anda memiliki kemauan untuk meraih sebuah tujuan, Anda jaga kemauan ini dengan pikiran yang sejalan dengan cita-cita Anda.
Tips Mengatasi Rasa Malas
Rasanya banyak diantara kita yang punya “penyakit” suka menunda-nunda pekerjaan. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan, seringkali disebabkan karena kita malas mengerjakan sesuatu. Malas bangun dari tempat tidur, malas pergi olahraga, malas menyelesaikan tugas kantor, dll.
Menurut penelitian, kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut menghadapi konsekuensi masa depan. Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang. Contohnya saja ketika Anda malas dari bangun, Anda akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, tetapi kenyataannya barangkali Anda akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya memang waktunya tiba untuk siap-siap pergi ke kantor.
Kebiasaan malas timbul karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Anda menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan di kantor. Belum lagi berhubungan dengan orang-orang yang Anda tidak sukai, misalnya.
Sayangnya, menunda-nunda pekerjaan pada akhirnya akan mengundang stress karena mau tidak mau satu saat Anda harus mengerjakannya. Di waktu yang sama Anda juga mungkin punya banyak pekerjaan lain. Dalam beberapa hal, Anda pun mungkin akan kehilangan momen untuk berkembang ketika Anda mengatakan “tidak” terhadap sebuah kesempatan –Anda malas bertindak karena bayangan negatif tentang hal-hal yang memberatkan didepan.
Di artikel ini saya ingin memberikan beberapa tips untuk mengatasi rasa malas. Tips ini bisa Anda praktekkan di tempat kerja ataupun lingkungan keluarga:
Ganti “Kapan Selesainya” dengan “Saya Mulai Sekarang”
Apabila Anda dihadapkan pada satu tugas besar atau proyek, Anda sebaiknya JANGAN berpikir mengenai rumitnya tugas tersebut dan membayangkan kapan bisa diselesaikan. Sebaliknya, fokuslah pada pikiran positif dengan membagi tugas besar tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menyelesaikannya satu demi satu.
Katakan setiap kali Anda bekerja: “Saya mulai sekarang”.
Cara pandang ini akan menghindarkan Anda dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan. Anda membuat sederhana tugas didepan Anda dengan bertindak positif. Fokus Anda hanya pada satu hal pada satu waktu, bukan banyak hal pada saat yang sama.
Ganti “Saya Harus” dengan “Saya Ingin”
Berpikir bahwa Anda harus mengerjakan sesuatu secara otomatis akan mengundang perasaan terbebani dan Anda menjadi malas mengerjakannya. Anda akan mencari seribu alasan untuk menghindari tugas tersebut.
Satu tip yang bisa Anda gunakan adalah mengganti “saya harus mengerjakannya” dengan “saya ingin mengerjakannya”. Cara pikir seperti ini akan menghilangkan mental blok dengan menerima bahwa Anda tidak harus melakukan pekerjaan yang Anda tidak mau.
Anda mau mengerjakan tugas karena memang Anda ingin mengerjakannya, bukan karena paksaan pihak lain. Anda selalu punya pilihan dalam kehidupan ini. Tentunya pilihan Anda sebaiknya dibuat dengan sadar dan tidak merugikan orang lain. Intinya adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang memaksa Anda melakukan apa saja yang Anda tidak mau lakukan.
Anda Bukan Manusia Sempurna
Berpikir bahwa Anda harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin akan membawa Anda dalam kondisi mental tertekan. Akibatnya Anda mungkin akan malas memulainya. Anda harus bisa menerima bahwa Anda pun bisa berbuat salah dan tidak semua harus sempurna.
Dalam konteks pekerjaan, Anda punya kesempatan untuk melakukan perbaikan berulang kali. Anda selalu bisa negosiasi dengan boss Anda untuk meminta waktu tambahan dengan alasan yang masuk akal. Mulai pekerjaan dari hal yang kecil dan sederhana, kemudian tingkatkan seiring dengan waktu. Berpikir bahwa pekerjaan harus diselesaikan secara sempurna akan membuat Anda memandang pekerjaan tersebut dari hal yang besar dan rumit.
Saya harap tulisan ini berguna. Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup Anda. Karena dia normal maka dia pun bisa diatasi. Tiga tips diatas bisa menjadi awal untuk berpikir dan bertindak berbeda dari biasanya sehingga Anda tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang hanya karena malas mengerjakannya
Subscribe to:
Posts (Atom)
BARFOOT & THOMPSON NEW ZEALAND OPEN 2019 LIVE STREAMING
NEW ZEALAND OPEN 2019 : COURT 1 COURT 2
-
Demi mendapatkan bentuk tubuh yang sempurna serta penampilan yang menawan, kaum perempuan biasanya rela melakukan usaha apa saja. Berbagai c...
-
Ilustrasi Pemijat untuk Laki laki (iStockphoto) Liputan6.com, Jakarta Pernah mendengar pijat prostat ? Ternyata pijat ini bagus...