PENCITRAAN. Satu kata itu jika dirupiahkan bisa bernilai hingga miliaran. Ia tidak hanya sedang digandrungi individu atau lembaga yang berkecimpung di bidang politik, tetapi juga di dunia selebritas.
Pencitraan erat kaitannya dengan upaya mengangkat popularitas. Logikanya, jika popularitas berhasil naik, serta-merta nilai jual individu tadi ikut meroket. Ujung-ujungnya popularitas didapat dan pundi-pundi rupiah pun akan deras mengguyur.
Tak mengherankan bila dalam membangun citra tadi, para calon selebritas terlebih dahulu rela merogoh kantong cukup dalam. Tidak cukup di situ, demi popularitas pula, calon figur publik tadi rela menyerahkan urusan privasinya kepada manajemen yang khusus menangani pencitraan.
Privasinya dibiarkan 'dikulik', dijadikan isu publik dan dilempar ke stasiun radio, televisi, hingga media massa jenis lainnya.
Tentunya isu yang dibangun harus sensasional kalau perlu kontroversial. Tak peduli bertema agak miring, yang penting bisa dikendalikan dan pencitraan sukses.
Soal biaya bervariasi. Yang jelas calon selebritas atau pendatang baru harus menyediakan dana dalam hitungan ratusan juta hingga miliaran rupiah. Hasilnya pun belum bisa dijamin 100% dia bakal tenar.
"Untuk promosi memang butuh dana ratusan juta bahkan ada yang sampai hitungan miliar. Sekarang ini persaingan luar biasa. Setiap hari music director di radio dan televisi bisa terima lebih dari 20 CD dan betacampdari penyanyi ataupun band baru. Akhirnya dari hari ke hari menumpuk. Kalau tidak punya koneksi juga memang jadi agak susah masuk," papar Handayani (nama samaran), yang menerjuni bisnis manajemen artis.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi informasi, pencitraan bisa dibangun lewat media sosial, sebutlah Youtube. Jika ada respons besar dari khalayak, itulah yang namanya rezeki atau nasib lagi mujur. Tanpa mengeluarkan banyak rupiah, seseorang bisa menjadi tenar dan mendadak jadi artis. Anda tinggal pilih.
sumber : Media Indonesia
No comments:
Post a Comment